Volatilitas Laba Adalah

Penyebab Terjadinya Volatilitas

Volatilitas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti berita ekonomi atau politik yang tidak terduga, perubahan suku bunga, tingkat inflasi, atau kondisi pasar global yang tidak stabil. Dalam investasi atau trading , volatilitas dapat memberikan peluang keuntungan yang besar, namun juga meningkatkan risiko kerugian yang signifikan.

1. Sebagai alat analisis2. Sebagai pengukur risiko3. Sebagai sinyal trading4. Sebagai alat manajemen risiko

Salah satu rumus yang paling umum digunakan untuk mengukur volatilitas adalah deviasi standar. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Volatilitas = √(Σ(xi- x̄)^2 / (n-1))

Di mana:xi = Harga di waktu ix̄ = Rata-rata harga selama periode waktu yang ditentukann = Jumlah harga dalam periode waktu yang ditentukan

Pentingnya memahami volatilitas

Volatilitas adalah konsep penting dalam dunia investasi. Beberapa alasan utama mengapa kamu perlu memahami volatilitas adalah sebagai berikut:

Mandatory Provident Fund (MPF) menawarkan beragam tools investasi, dan para pekerja dengan tujuan yang ambisius atau generasi muda yang usianya masih jauh dari masa pensiun cenderung lebih memilih reksa dana saham dengan potensi return maupun volatilitas yang lebih tinggi1. Para investor jangka panjang dipandu untuk menghindari impuls spekulatif jangka pendek. Mengingat bahwa pasar ekuitas global telah mengalami gelombang demi gelombang volatilitas sejak 2008, akan menjadi penting untuk mempertimbangkan pengadopsian pendekatan “aktif tapi defensif” yang terfokus pada penguatan pengendalian risiko di dalam portofolio, sambil tetap mengejar potensi apresiasi modal. Ini juga aplikatif bagi para investor yang mengelola strategi alokasi aset dengan horizon investasi jangka panjang (hingga 40 tahun) yang terpusat di sekitar reksa dana saham.

Sampai sejauh ini di tahun 2023 ini, faktor-faktor seperti tingginya inflasi global, terutama di pasar negara maju, serta masih terus dinaikkannya suku bunga oleh bank-bank sentral, telah mendorong pada terjadinya volatilitas pasar. Ditambah lagi dengan adanya kekhawatiran investor terhadap potensi terjadinya resesi global yang dapat berimbas kepada laba korporasi serta kembali memicu gelombang turbulensi di pasar ekuitas.

Para investor yang ingin mengelola risiko portofolio dapat mempertimbangkan untuk membangun portofolio investasi dengan profil volatilitas yang lebih rendah yang bertujuan untuk mencapai kinerja yang relatif stabil. Hal ini akan mengurangi tekanan psikologis serta dapat membatasi kemungkinan dilakukannya irrational trade. Meski begitu, perlu dicatat bahwa turbulensi finansial adalah sebuah konsep yang relatif, dan daripada menghindari reksa dana saham sepenuhnya, para investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi pada reksa dana saham dengan profil volatilitas yang lebih rendah.

Bagaimana cara memilih investasi yang tahan volatilitas?

Volatilitas pasar sering kali menimbulkan ketidakpastian bagi investor, tetapi dengan menerapkan strategi yang cerdas, kamu bisa mengelola fluktuasi harga dengan lebih baik dan mencapai tujuan investasi secara optimal.

Membantu investor membuat keputusan investasi

Informasi tentang volatilitas membantu investor membuat keputusan yang tepat.

Contoh sederhananya, jika kamu memiliki profil risiko rendah, kamu mungkin memilih aset dengan volatilitas lebih rendah.

Sebaliknya, investor yang mencari keuntungan lebih tinggi mungkin tertarik pada aset yang lebih bergejolak.

Mengukur risiko investasi

Volatilitas adalah gambaran fluktuasi harga suatu aset atau saham dalam periode tertentu. Ingatlah bahwa risiko berbanding lurus dengan volatilitas.

Makin tinggi volatilitas suatu investasi, makin besar pula risikonya.

Inilah mengapa investor harus paham benar tentang pengertian dan penyebab volatilitas untuk mengelola risiko dengan bijaksana.

⁠Pertanyaan seputar apa itu volatilitas

Berikut pertanyaan seputar apa itu volatilitas yang paling banyak dicari beserta jawabannya.

Tips Menghadapi Volatilitas

Dalam menghadapi volatilitas, investor perlu memahami bahwa volatilitas adalah bagian dari investasi. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memiliki strategi investasi yang jelas dan selalu melakukan diversifikasi aset. Selain itu, investor juga perlu selalu mengikuti perkembangan pasar dan memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volatilitas.

Volatilitas adalah ukuran statistik penyebaran pengembalian untuk sekuritas atau indeks pasar tertentu. Dalam kebanyakan kasus, semakin tinggi volatilitas, semakin berisiko keamanannya. Volatilitas sering diukur sebagai deviasi standar atau varians antara pengembalian dari sekuritas atau indeks pasar yang sama.

Di pasar sekuritas, volatilitas sering dikaitkan dengan perubahan besar di kedua arah. Misalnya, ketika pasar saham naik dan turun lebih dari satu persen selama periode waktu yang berkelanjutan, itu disebut pasar yang “tidak stabil”. Ketidakstabilan aset adalah faktor kunci saat kontrak opsi harga.

Contoh volatilitas dalam pasar obligasi

Meskipun cenderung lebih stabil daripada saham, pasar obligasi tetap dipengaruhi oleh volatilitas.

Perubahan suku bunga atau perubahan persepsi risiko kredit dapat memicu fluktuasi dan deviasi standar harga obligasi.

Apa saja contoh volatilitas dalam pasar obligasi?

Pertama, kenaikan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun.

Ini karena imbal hasil yang lebih tinggi pada instrumen keuangan lain, seperti deposito berjangka atau saham, menjadi lebih menarik bagi investor. Akibatnya, harga obligasi mengalami fluktuasi.

Contoh volatilitas kedua adalah penurunan suku bunga. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi cenderung naik.

Investor mencari instrumen yang memberikan imbal hasil lebih baik daripada suku bunga yang rendah. Kondisi ini juga menciptakan volatilitas dalam harga obligasi.

Contoh selanjutnya adalah perubahan persepsi risiko kredit. Jika persepsi risiko terhadap penerbit obligasi berubah, misalnya karena perubahan kondisi ekonomi atau peringkat kredit, harga obligasi dapat berfluktuasi.

Obligasi dari penerbit dengan risiko kredit yang lebih tinggi akan mengalami volatilitas lebih besar.

Jenis-Jenis Volatilitas

Volatilitas dalam investasi umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu volatilitas historis dan volatilitas tersirat. Volatilitas historis, seperti namanya, merujuk pada volatilitas yang dihitung berdasarkan pergerakan harga di masa lalu. Sedangkan volatilitas tersirat adalah volatilitas yang diharapkan oleh pasar terhadap pergerakan harga aset di masa mendatang. Volatilitas ini biasanya dihitung menggunakan model matematis dan sering digunakan dalam penilaian opsi.